Masih menyengat bau tanah basah
masih membiru lautan yang dulu
Alam yang menyisakan kenangan
jalan yang menahan jejak langkah
dan pintu gerbang yang menjadi saksi ketulusan jiwa
Aku pulang membawa jiwaku,
membawa rindu, membawa hatiku sepenuh dulu
Aku pulang untuk bahagia
Aku pulang meniti buih yang kini tak lagi merintih
Padamu, pulang!
22 Desember 2003
Duduk menghadap lalu lalang yang melelahkan mata
Mendekap asa dalam kebebasan yang tak bertuan
Pagi ini bebas
Sebebas awan yang menjatuhkan air di atas langit
Pagi ini bebas sebebas camar di atas laut yang pernah kusinggahi
Dulu!
NOSTALGI
Dalam dingin yang membawaku pada rindu, pada sepi, pada hangat
Aku menangis untuk kemudian menyanyi……………………………...
Malam, 22 April 2005
11.31 WIB
Sebuah Catatan Kematian
Dalam malam kubisikkan kata
teruntuk hati yang terluka di satu masa
manalah satu hati yang memangsa jiwa
dahaga yang merenggut segala naluri pun membantah
jika hati ini berpaling
Tak ada jiwa yang hidup ketika hatiku mati di suatu waktu lalu
Segala terlupa dalam gelap tak bercahaya
Segala sempurna bagai kematian yang tak terduga
Hidup dan mati adalah derita bagi jiwa yang tak merasa
Jiwa yang tak merasa
Sebuah yang kuyakini
Kumendamba satu hidup yang membawaku terbang
bersama jiwa-jiwa penuh cinta
Mati, untuk hidup kembali!
Malam. 22 April 2005
11.25 WIB
Suatu malam di pelataran rumah agung
: bisu!
Deri Anggraini
Bukan karena tak ada bintang ataupun bulan
yang menyaksikanku
Bukan karena tak ada cahaya yang putih memutih
tapi permata yang gugu tanpa waktu
: Aku kalut dalam malam yang tak
menghadirkan bintang menghadirkan bulan
ku berhenti dalam waktu yang tak hadirkan jejak
Bagaimana hati ini menyatu dalam satu yang bisu ?
Dari balik jendela
Deri Anggraini
I
Atas tiang tiang lampu
Bersama laron
II
Berpendar dalam sketsa
Bersatu luruh
III
Bagaikan santapan bisu
Di pagi buta
2002
Cerita Bagian Satu
Deri Anggraini
Bayi yang lahir dari rahim ibu
Membawa pedih dalam tali ari yang terputus
Sakit mungkin ! atau bahkan lebih sakit
Dari goresan pisau bedah yang mendedel perut ibu
Bayi belum bergigi
maka tak nampak deretan gigi
yang nantinya akan menggertak
Hampir terlupa bahwa itulah sakit yang pertama
Bayi lahir dari rahim ibu
Demikian adanya…
Singgasana, 20 Desember 2003
Cerita bagian Dua
Rona merah di wajah sang puteri
Memugar kesucian terbawa
Laksana merah di atas putih
Tak bisa berdusta
Sang puteri tahu ia berada
Dalam peluk penuh kasih
Dalam hidup penuh benci
Dalam rengkuh manusia tak berhati
Sang puteri tahu ia berada
Dalam cinta yang tak membuahkan bahagia
Dalam cinta yang penuh noda
Dalam cinta yang memang harus ada
Walau tak dianggap ada , mati
Ia masih bernafas
Singgasana, 21 Desember 2003
Cerita Bagian Tiga
Gadis kecil bertopi merah
bersepatu hitam
berkasud renda
Blouse putih dan skirt senada topi
Memanggul kelinci belang di pundak
Ia menari berjingkat perputar melayang
Seperti penari balet di atas arena
Gadis kecil terus menari menyanyi
Membawakan sepatu kaca dan potong bebek
Namun siapa tahu hatinya
Barangkali ia tengah berdansa
Dengan kesunyian yang mulai merambah
Yang pasti tatapnya kosong dan membaur
Mataku tak sanggup lagi mengikuti
Tak sanggup lagi malihat
Terlalu indah , Oh…
Singgasana, 21 Desember 2003
Sang puteri bertemu pangeran
Di bulan tujuh tahun ke
Di taman bunga sekolah tua
Alangkah bahagia sang puteri
Berteman dalam dansa malam ini
Senyumnya lepas hingga tak nampak kerutan itu
Kerutan yang selalu menggetarkan hati
Matanya penuh dan berkilau
Kilauan yang memukau
Sang puteri bertemu pangeran
Di bulan tujuh tahun ke
Singgasana, 21 Desember 2003
Cerita Bagian
Tarian yang menggetarkan hati
Memasuki gerakan ke
Semakin lembut dan halus
Tak ada yang tahu
Kapan tarian itu berakhir
Dan sepeti apa gerak penghabisan kali
Semua mata terpana memandang ke satu titik
Sang puteri dan pangeran!
Jemari yang tadinya terpaut tiba-tiba terlepas
Jarak yang sejengkal kini melebar
Uh.. mereka terpental
Selesai sudah…
Pertunjukan malam ini
Singgasana, 21 Desember 2003
2 komentar:
puisi yang menyentuh mbak...aku paling suka yang Nostalgi..
Puisi lama,Dik. Sekarang dah jarang nulis.. pulang2 dah ngantuk.
Posting Komentar